Selasa, 09 Mei 2017

Apa itu Scopus?

Apa itu Scopus?

Dengan melihat cepatnya pertumbuhan cakupan riset ke ranah yang lebih bersifat global, interdisiplin, dan kolaboratif, kita memerlukan sebuah pusat data (database) yang mencakup fenomena-fenomena ilmiah yang pernah diteliti oleh berbagai tim riset dari seluruh dunia selama ini. Pusat data tersebut berguna untuk melihat apa yang sudah diteliti dan mengetahui kontribusi dari penelitian yang sedang kita kerjakan diantara literatur ilmiah yang sudah ada. Atau dengan kata lain melihat sejauh mana kontribusi ilmiah yang bisa ditawarkan kepada jurnal agar mau mempublikasikan hasil karya kita.
Salah satu entitas yang paling dikenal oleh para peneliti dunia adalah Scopus. Dimiliki oleh Elsevier, salah satu penerbit utama dunia, Scopus adalah sebuah pusat data terbesar di dunia yang mencakup puluhan juta literatur ilmiah yang terbit sejak puluhan tahun yang lalu sampai saat ini. Bahkan, walau jumlahnya tidak signifikan ada beberapa literatur dalam pusat data Scopus yang sudah diterbitkan di jaman sebelum terjadi Perang Dunia II. Fungsi utama Scopus adalah membuat indeks literatur ilmiah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai metadata masing-masing artikel ilmiah secara individual, termasuk di dalamnya adalah data publikasi, abstrak, referensi, dll.
Di samping itu, Scopus juga memberikan data agregat untuk menunjukkan tingkat pengaruh suatu jurnal (journal impact) atau institusi (institutional impact) dalam dunia publikasi ilmiah berdasarkan hubungan sitasi dari dan ke artikel-artikel yang diterbitkan oleh sebuah jurnal atau dipublikasikan oleh peneliti-peneliti dari suatu institusi. Maka, pengguna Scopus dengan mudah mendapatkan informasi mengenai apa yang sudah dipublikasikan oleh penerbit-penerbit atau lembaga-lembaga riset dari seluruh dunia; dan kemana sebaiknya kita mempublikasikan karya kita.

Isi/konten Scopus

Literatur inti yang disimpan dalam pusat data Scopus terdiri dari artikel di jurnal ilmiah, buku-buku, dan prosiding konferensi ilmiah. Bidang-bidang ilmiah yang terindeks dalam Scopus meliputi 4 kategori besar yaitu: (1) Ilmu-ilmu Hayati (life sciences) yang terdiri dari pertanian, biologi, ilmu syaraf/neuroscience, dan farmakologi; (2) Ilmu-ilmu Sosial (social sciences), mencakup seni & humaniora, bisnis & manajemen, sejarah, dan ilmu informasi; (3) Ilmu-ilmu Fisik (physical sciences), yaitu kimia, rekayasa/engineering, dan matematika; serta (4) Ilmu-ilmu Kesehatan (health sciences), terdiri dari kesehatan paramedik, kedokteran gigi, keperawatan, dan kedokteran hewan. Di samping itu, Scopus juga mencakup pusat data mengenai paten-paten yang telah didaftarkan di beberapa kantor paten utama dunia.
 
Cakupan indeks Scopus berdasarkan penerbit dan displin ilmu (Sumber: Scopus)

Secara detail, cakupan Scopus terdiri dari:
  • Jurnal Ilmiah
    • Jurnal-jurnal ilmiah yang terindeks Scopus adalah jurnal yang menerapkan konsep penilaian sejawat (peer-reviewed journals), baik berupa jurnal dengan akses tertutup (subscription-based) atau terbuka (open-access).  Terdapat sekitar 21.000 judul jurnal yang diterbitkan oleh lebih dari 5.000 penerbit dari seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.800 judul diantaranya berkonsep terbuka secara penuh dengan menarik biaya publikasi dari penulis (gold open-access journals).
    • Scopus juga mencakup lebih dari 365 publikasi yang diterbitkan spesifik untuk suatu bidang industri tertentu (trade publications).
    • Scopus juga mengindeks artikel-artikel yang sudah diterima (accepted) oleh jurnal-jurnal terindeks Scopus namun belum secara penuh dipublikasikan dalam suatu edisi jurnal terkait (article-in-press). Ada sekitar 3.750 jurnal dan penerbit yang juga memasukkan article-in-press mereka untuk diindeks oleh Scopus.
  • Buku
    • Ada sekitar 50.000 buku yang sudah terindeks Scopus, dan untuk tahun 2015 ditargetkan mencapai sekitar 75.000 judul buku.
    • Ada juga sekitar 420 judul buku berbentuk serial (book series) yang terindeks Scopus.
  • Makalah konferensi
    • Scopus juga mengindeks sekitar 6,5 juta makalah seminar dalam pusat data mereka. Artikel sebanyak itu berasal dari sekitar 17.000 konferensi ilmiah dari seluruh dunia.
    • Scopus mempunyai cakupan terhadap 100% data dari pusat data inSPIRE yang mengindeks konferensi-konferensi di bidang high-energy physics.
    • Scopus juga 100% mengindeks data konferensi-konferensi bidang ilmu komputer dari pusat data DBLP.
    • Dan masih banyak lagi dari institusi-institusi riset/asosiasi ilmuwan terkenal semacam IEEE, Society of Petroleum Engineers (SPE), European Society of Cardiology (ESC), American Society for Information Security (ASIS), Japan Society of Mechanical Engineers (JSME), dll.
  • Paten
Daftar Pustaka:
- http://www.resendeve.com/newsletter/knowledge/scopus-apa-isi.html

Rabu, 03 Mei 2017

Web Science Sebagai Penghubung Antar Disiplin Ilmu

Ketika membahas Web Science kita menggunakan dua istilah ilmu yaitu ilmu fisika dan ilmu komputer. Web science adalah kombinasi dari keduanya. Web science menggabungkan penelitian dari disiplin ilmu yang beragam seperti Sosiologi, Ilmu Komputer, Ekonomi dan Matematika. Menurut ilmuwan komputer Amerika Ben Shneiderman : "Web Science" adalah pengolahan informasi yang tersedia di web dalam hal yang sama dengan yang diterapkan pada lingkungan alam. Web Science Institute menjelaskan Web science sebagai fokus "kekuatan analitis peneliti dari disiplin ilmu yang beragam seperti matematika, sosiologi, ekonomi, psikologi, hukum dan ilmu komputer untuk memahami dan menjelaskan Web." Tentunya, web science juga berperan dalam hubungan antara manusia dan teknologi. Salah satu contohnya adalah Health Web Science muncul sebagai sub-disiplin dari Web Science yang mempelajari bagaimana memanfaatkan Web untuk meningkatkan kesehatan manusia.

Menurut Bernes-Lee, Web Science merupakan kajian sains dari Web. Ketika Web telah bergerak ke ranah ilmu, maka pertanyaan mendasar adalah bagaimana peneliti melakukan pendekatan terhadap Web untuk membuat berbagai inovasi. Menggunakan teknik ilmiah dan matematika yang kuat dari berbagai disiplin ilmu untuk mengembangkan inovasi. Kelahiran Web Science didorong oleh pergerakan generasi Web dari Web 1.0 ke Web 3.0. Sejak diperkenalkan Web pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee, perkembangan yang terjadi luar biasa. Berbagai riset pada Web Science [Berners-Lee, 2006] banyak menekankan pada trend perkembangan Web, tantangan dalam pengembangan Web, pentingnya hal sosial seperti menghargai hak privasi, dan mengidentifikasikan varian dari penelitian Web secara ringkas.

Web mengubah cara para ilmuwan untuk berkolaborasi, berkomunikasi, dan mengembangkan inovasinya. Semakin hari kebutuhan akan web sangat dibutuhkan oleh para ilmuwan. Peneliti sangat bergantung pada Web, tetapi tidak memiliki suatu 'wadah' untuk lebih leluasa menjelajahi Web. Karena, pada awalnya, mereka tidak sepenuhnya mempunyai 'akses' dengan komunitas riset Web. Oleh karena itu, dicetuskanlah Web Science untuk memenuhi kebutuhan ilmuwan. Web Science menjadi jenis media yang baru dengan akses semakin luas diiringi dengan peningkatan keamanan privasi jaminan dan kontrol informasi di Web. Web Science juga menjadi sumber data dengan basis pengetahuan luas, karena Web Science merupakan ilmu interdisiplin, penghubung antar disiplin ilmu.

Daftar Pustaka:
- http://rinahafz.blogspot.co.id/2016/03/web-science-sebagai-penghubung-antar.html